1. PETUALANGAN SHERINA
.
.
Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu
Darmawan (Mathias Muchus), insinyur pertanian, mendapatkan kerja
pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina ikut pindah ke Bandung Utara.
Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan, Ardiwilaga (Didi Petet).
Hal ini diketahui Sherina saat
berliburan ke rumah Ardiwilaga. Dalam kesempatan ini permusuhan kedua
anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena keduanya diculik oleh Pak
Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk Ferianto), yang
menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek propertinya.
.
.
.
2. LASKAR PELANGI.
SEBUAH adaptasi sinema dari novel fenomenal “Laskar Pelangi” karya
Andrea Hirata, yang mengambil setting di akhir tahun 70-an. Hari pertama
pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat
menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan
(Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang
terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid
yang mendaftar, sekolah akan ditutup.
Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10
murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah,
menjalin kisah yang tak terlupakan.
5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan
dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah.
Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal
(Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan
kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali
harus menghadapi tantangan yang besar. Sanggupkah mereka bertahan
menghadapi cobaan demi cobaan?
.
.
3. Untuk Rena
.
Rena (Maudy Ayunda), 11 th, sejak kecil
tinggal di Rumah Matahari, sebuah panti asuhan yang damai dan penuh
tawa. Di panti itu Rena memiliki `adik-adik’ yang sangat ia lindungi,
dan ia sering membuat ulah setiap datang kunjungan calon orang tua yang
ingin mengadopsi mereka. Menjelang bulan suci Ramadhan, datang seorang
tamu misterius bernama Yudha (Surya Saputra) ke Rumah Matahari. Hal ini
membuat Rena sangat khawatir karena ia menduga Oom Yudha datang untuk
mengambil salah satu adik-adiknya. Rena pun mengajak adik-adiknya untuk
bersikap hati-hati terhadap Oom Yudha. Yudha tetap datang di setiap
akhir minggu dan pelan-pelan terjalin keakraban diantara mereka. Suasana
di Rumah Matahari mulai berubah. Rena tiba-tiba merasa sangat dekat
dengan Oom Yudha, tanpa menyadari apa sebabnya.
.
.
.
4. 5 ELANG
Baron sangat kesal
ketika harus mengikuti orang tuanya pindah dari Jakarta ke Balikpapan.
Ia pun memilih untuk menutup diri dari lingkungan barunya dan sibuk
sendiri bermain mobil RC. Namun, karena satu dan lain hal, Baron harus
mewakili sekolahnya ikut perkemahan Pramuka dan satu regu dengan Rusdi,
pramuka supel yang kelewat optimistis dan kerap kali membuat Baron
jengkel. Bersama dengan anggota lain, Anton si ahli api, dan Aldi, si
kerdil yang tempramental, mereka memulai petualangan barunya di
Perkemahan.Mereka juga bertemu dengan Sindai, gadis perkasa, yang banyak
membantu Baron dkk ketika harus menjelajahi hutan lebat dalam salah
satu games perkemahan. Situasi semakin menegangkan ketika Rusdi dan
Anton diculik oleh komplotan penebang hutan liar pimpinan Arip Jagau di
tengah hutan. Baron, Aldi, dan Sindai, yang tadinya mau kabur dari
perkemahan, harus kembali untuk menolong kedua sahabatnya.
.
.
5. Denias (Senandung di Atas Awan)
.
Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku
pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang
layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita
dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua
yang bernama Janias.
Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku peduli
dengan dunia pendidikan di Indonesia.Sebuah film yang dapat membuka
pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih
sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi
diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal.
Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.
.
.
6. Tanah Air Beta
.
Tahun 1998. Timor-Timur berpisah dari
Indonesia, membuat perpisahan harus terjadi. Banyak keluarga yang
mendapatkan konflik internal antara tetap berada di Indonesia, yakni di
Kupang, atau memutuskan berpindah ke Timor Timur. Sebuah keluarga yang
ayahnya sudah wafat adalah salah satu keluarga yang menerima konflik
tersebut. Merry (Griffit Patricia) memutuskan untuk memilih tetap berada
di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang berguru ibunya,
Tatiana (Alexandra Gottardo).
Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal
di Timor Timur bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan
pemilik toko kelontong; Koh Ipin (Robby Tumewu) dan Cik Irene (Tessa
Kaunang).
Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo
(Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik. Ia
dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul Dahlan)
yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana
rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman
(Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai Mauro.
.
.
7. Rindu Purnama
.
.
Anak-anak jalanan Rindu (Salma Paramitha), Andi (Tara Maulana), Ipang
(Irfansyah), Slamet (Muzaki Nur Islami) dikejar-kejar Satpol PP. Mereka
lari menyelamatkan diri. Rindu memilih menyeberang jalan di antara
padatnya mobil yang lewat. Rindu tertabrak mobil yang ditumpangi Surya
(Tengku Firmansyah). Surya pergi dengan taksi, sopirnya membantu
melarikan Rindu ke rumah sakit terdekat. Hilangnya Rindu, membuat cemas
pengasuhnya di rumah singgah anak jalanan, Sarah (Ririn Ekawati).
Selain membantu anak jalanan, Sarah juga memberikan pendidikan terhadap
masyarakat sekitarnya tentang kesehatan.
Ternyata Rindu berada di rumah Surya dan dirawat suami-istri yang
bekerja di rumah Surya. Sopir Surya merasa bahagia dengan kehadiran
Rindu karena belum dikarunia keturunan. Kegembiraan juga dialami
istrinya. Surya merasa jengkel dengan keberadaan Rindu. Ia beberapa kali
meminta sopirnya untuk mengembalikan Rindu ke komunitas anak jalanan.
Tetapi permintaan ini diabaikan begitu saja.
Akhirnya Surya turun tangan langsung untuk mengembalikan Rindu ke
komunitas anak jalanan. Sebelum sampai tujuan, Surya memeriksakan Rindu
ke dokter. Pihak dokter mengatakan Rindu hanya mengalami gangguan daya
ingat dengan skala kecil. Mendengar ucapan dokter yang menyebut anak
bapak, Surya marah-marah. Sementara itu, Rindu keluar ruangan. Surya pun
mencari Rindu, tapi tidak ditemukan. Saat itulah Surya merasa
kehilangan sosok Rindu yang dulu dibencinya.
Saat berada di rumah, Surya mengamati lukisan Rindu. Ia terpikir akan
bangunan rumah kumuh yang dilukis Rindu. Pagi harinya, ia menyusuri
perkampungan anak jalanan. Di setiap pencarian Surya selalu membawa
lukisan Rindu sebagai penunjuk jalan. Saat menyeberang sungai menuju
sebuah perkampungan anak jalanan, ia jumpa dengan Sarah. Mata Sarah
tertuju lukisan yang dibawa Surya. Dari sinilah dua insan saling
berkenalan. Sarah pun mempersilahkan Surya mampir ke rumah singgah
tempatnya mengajar. Mereka berdua saling membantu untuk mendapatkan
Rindu. Pencarian Rindu ini, membuat Monik (Titi Syuman) anak bos tempat
Surya bekerja menjadi cemburu. Monik sudah merasa Surya berjodoh dengan
Surya. Pak Surya galau saat mengetahui perusahaannya akan menggusur
kawasan tempat rumah singgah berada. Konflik Monik dan Pak Surya semakin
meruncing saat Pak Surya menghalangi penggusuran tersebut..
.
8. Tendangan Dari Langit
.
.
Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain
sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama
ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu,
dan ibunya.
Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam
bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu
tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak
Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh
Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Pelatih
Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes
bersama Persema Malang.
Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain
bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak
halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan
impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga
harus mampu meyakinkan Pak Darto.
Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.
Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang
pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan
terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang
anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu.
..
9. Hafalan Shalat Delisa
.
.
Sutradara: Sony Gaokasak
Delisa (Chantiq Schagerl) gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman (Reza Rahadian), Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi).
26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.
Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana.
Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan.
.
.
10. Garuda Di Dadaku
.
.
Sutradara: Ifa Isfansyah
Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu.
Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.
.